Makna tradisi ba-alua pada proses pertunangan

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Nala Oftayanti
Susi Fitria Dewi
Junaidi Indrawadi
Tetti Eka Purnama

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami makna tradisi ba alua pada prosesi pertunangan di Nagari Mahat. Permasalahan dalam penelitian ini muncul ketika berdasarkan data usia terlihat bahwa semakin kebawah rentang usia, semakin sedikit jumlah tokoh yang dapat menggantikan peran dalam tradisi ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah tokoh masyarakat yang terdiri dari tokoh adat, bundo kanduang, dan tokoh pemuda yang dipilih berdasarkan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pelaksanaan tradisi ba alua pada prosesi pertunangan di Nagari Mahat adalah interaksi yang interaktif, terlihat dalam tujuh tahapan tradisi ba alua. Tujuh tahapan dalam tradisi ba alua yaitu, pertama pihak laki-laki datang kerumah pihak perempuan, kedua penyerahan kompia siriah, ketiga penyajian snack dan nasi bajamba, keempat pidato sirih, kelima ma uluan tando, keenam berdoa, dan ketujuh tahapan mintak turun. Tradisi ba alua pada prosesi pertunangan mengandung tiga makna, yaitu makna penghormatan, kerendahan hati, serta ketelitian dan kecermatan.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Oftayanti, N., Dewi, S. F., Indrawadi, J., & Purnama, T. E. (2025). Makna tradisi ba-alua pada proses pertunangan. Journal of Education, Cultural and Politics , 5(2), 428-439. https://doi.org/10.24036/jecco.v5i2.736

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>